Kisah Ispiratif Presiden RI ke 3 Dan Belahan Jiwanya : Habibie-Ainun
Kedatangan
mantan Presiden BJ Habibie ke Malaysia ditanggapi sinis mantan Menteri
Penerangan Malaysia walaupun tanggapan sinis tersebut lebih didasari
oleh persoalan Politik dalam negeri Malaysia . Sikap sinis yang
disampaikan Mantan MenPen Malaysia tersebut sejatinya lebih dijadikan
alat untuk menyerang lawan politik Maidin,yaitu Anwar Ibrahim yang kini
menjadi Pemimpin Oposisi yang paling berpengaruh di Malaysia. maka dalam
tulisan ini lebih menyampaikan tentang Kisah kehidupan pribadi BJ
Habibie yang sudah disampikan dalam buku karyanya dan sebentar lagi
kisah hidupnya bersama dengan belahan jiwanya Ainun Habibie yang sudah
difilmkan , dan bisa dinikmati oleh publik di Bioskop, yang direncanakan
akan mulai tayang pada tanggal 20 Desember 2012
Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang Presiden ketiga Indonesia, B.J. Habibie dan ibu negara Ainun Habibie. Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya. Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman. Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu. Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya.
Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang Presiden ketiga Indonesia, B.J. Habibie dan ibu negara Ainun Habibie. Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya. Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman. Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu. Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya.
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Berbagai macam Resah,Rasa ditumpahkan pak Habibie dalam tulisannya.
Mengajak kita untuk menikmati surat cinta atas kekaguman abadi seorang
suami. mengajak mendalami jurnal politik mengenai kondisi situasi
genting negara yang baru merdeka. mengajak merenungi isi pikiran seorang
putra bangsa dengan kecintaannya yang luar biasa pada negara dan
bangsanya yaitu Indonesia.
Buku ini bukan tentang Bu Ainun, bukan pula Pak Habibie. Buku ini mutlak
mengenai Habibie&Ainun. Saya pernah berpikir tidak ada rumah tangga
yang benar-benar sempurna, jauh dari segala keburukan. Pasti ada
ketidakpuasan dan perselisihan serta-serta kekecewaan. Namun membaca
novel catatan hati pak habibie mengenai istrinya, saya seperti
diyakinkan kembali bahwa rumah tangga yang mendekati kesempurnaan itu
memang ada.
Setelah menikah dan berbulan madu, Ainun harus ikut suaminya yang
sedang dalam proses mendapatkan gelar S3, merantau ke Jerman. Bukan hal
yang mudah bagi seorang anak gadis cemerlang dan tinggal di apartemen
kecil di Oberfortsbach, desa kecil di pinggiran Jerman Barat.
Biaya untuk kehidupan sehari-hari pas-pasan, sampai pada tahun-tahun
awal Habibie harus berhemat dengan berjalan kaki sejauh 15k menuju
tempat kerjanya beberapa hari dalam seminggu. Susah jadi Bu Ainun. Suami
sibuk dengan promosi S3 dan bekerja setengah hari sebagai Asisten di
Intitut Konstruksi Ringan Universitas. Habibie sering mencuri waktu
bekerja di pabrik kereta api mendesain gerbong-gerbong berkonstruksi
ringan. Tidak ada keluarga, kerabat dan tetangga untk diajak ngobrol.
Tidak ada hiburan. Bahasa Jerman juga pas-pasan. Pantaslah pak Habibie
cinta luar biasa pada Bu Ainun, tidak pernah beliau mengeluh! Tidak
pernah sedikitpun, tentang apapun,2 orang anak lelaki, Ilham dan Thareq.
Setelah lulus S3, Habibie ditawari pekerjaan oleh Talbot dan Boeing,
dua industri konstruksi terkemuka. Pak Habibie menolak dan memilih untuk
pindah ke Hamburg, dimana ia melamar dan diterima di perusahaan Hamburger Flugzeugbau HFB. Selepas itu, beliau menjadi pejabat penting perusahaan Messerschmitt Bolkow Blohm.
Kemudian beliau dipanggil pulang oleh Presiden Soeharto untuk
membangun industri dirgantara Indonesia dan menyumbangkan bakti kepada
tanah air. Tidak lama setelahnya, Pak Habibie diangkat menjadi anggota
Kabinet Pembangunan Pak Harto, menampuk jabatan Menteri Riset dan
Teknologi. Beliau menjadi anggota kabinet selama beberapa periode
kepemimpinan Pak Harto, kurang lebih 20 tahun lamanya.
Tahun 1998, ketika dilaksanakan pemilihan umum, Pak Harto secara
mengejutkan menggandeng beliau sebagai pasangannya dalam pilpres.
Sebuah keputusan yang tidak mudah, mengingat Indonesia sedang dilanda
krisis ekonomi parah dan mulai banyak pihak yang mencoba menggoyang
tampuk kursi kepemimpinanya. Pak Habibie akhirnya menjadi Presiden RI
ke-3.Bu Ainun juga menjadi ibu negara RI ke-3.
Mengutip perkataan beliau dalam buku :
‘’Mengapa saya tidak bekerja ? Bukankah saya dokter ? Memang. Dan
sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir : buat apa uang
tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika
akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi
dengan resiko kami sendiri kehilangan kedekatan pada anak sendiri ? Apa
artinya ketambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak
saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk sendiri pribadinya ?
Anak saya akan tidak mempunyai ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu
bapak, seimbangkah orangtua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan
pribadi tambahan karena bekerja ? Itulah sebabnya saya memutuskan
menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup
begitu.’’
Dari Pak Habibie, saya juga belajar banyak. Walaupun buku ini bukan
merupakan biografi beliau, lebih seperti auto-biografi mengenai
kehidupan rumah tangga Habibie-Ainun, namun saya dapat menangkap
beberapa pemikiran Pak Habibie, mengenai dirinya sendiri, mengenai
kehidupannya, serta mengenai Indonesia.
Begitu banyak yang dapat dipetik dari buku ini. Pelajaran menjadi
seorang wanita, istri, maupun ibu. Pelajaran mencintai seseorang secara
penuh dan utuh. Pelajaran menjadi pribadi yang bermanfaat bagi
lingkungan sekitar, serta banyak pelajaran lainnya.
Berikut ini kutipan isi surat Cintanya :
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu. Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi……
“Saya dilahirkan untuk Ainun dan Ainun dilahirkan untuk saya”……Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku ….
BJ.Habibie
Novel dedikasih pak presiden ke-3 Republik Indonesia Bacharudin Jusuf Habibie, ‘Habibie & Ainun‘ salah satu novel best seller di tahun 2011. Kini, buku yang mengisahkan sejarah hidupnya bersama sang istri, Ainun dari awal pertemuan sampai wafat juga dirilis dalam bahasa Inggris, Jerman dan Arab.
Yang lebih saya mengerti sekarang adalah kebaikan keputusan ibu saya. Beliau dari semula berkeyakinan bahwa Ainun adalah jodoh terbaik saya,” ujar BJ Habibie.
“Beliau adalah sosok yang dekat dengan suami, men-support suami, dan peduli terhadap masa depan bangsa yang berbasis pada keluarga yang harmonis.” Hidayat Nur Wahid.
“Beliau rajin membaca Al-Quran, pagi sore. Mungkin dengan seringnya membaca Al-Quran, efeknya pada kekuatan buat Pak Habibie sekarang ini. Almarhumah juga seorang istri yang setia dan santun. It was so sweet memory .” Amien Rais.
“Beliau adalah ibu yang menjadi dambaan yang sangat lemah lembut dan perhatian kepada keluarga.” Muhammad Jusuf Kalla.
“Saya kenal Ibu Ainun semasa pemerintahan Habibie. Posisi beliau sebagai Ibu Negara sangat membanggakan. Tiap kehadiran beliau selalu memberikan kesejukan.” Jend.(purn.) Wiranto.
Proses pencatatan naskah novel ini cukup memakan waktu 2,5
bulan saja. Habibie menceritakan sejarah hidupnya bersama Ainun dari
sejak pertemuannya pertama kali di Ranggamalela, Bandung, hingga
wafatnya.Buku Habibie & Ainun pun jadi “obat” kepada sepasang suami
istri yang sudah diujung perceraian, namun setelah membaca buku ini
pasangan muda ini mengurungkan niatnya untuk bercerai. Mereka
terinspirasi Buku Habibie & Ainun yang menggambarkan tentang
kekuatan Cinta yang suci, murni, abadi dan tak terpisahkan.
Pak
Habibie menikah dengan Ibu Ainun pada tanggal 12 Mei 1962. Ibu Ainun
meninggal tepat sepuluh hari setelah mereka merayakan ulang tahun
perkawinan ke 48. Buku setebal 335 halaman ini. Habibie mengatakan
pembuatan buku ini didasarkan pada kecintaannya terhadap Ainun.
Kesedihannya yang mendalam atas kepergian Ainun sempat membuat
psikisnya terganggu, maka ide membuat buku ini kemudian muncul untuk
mencurahkan perasaannya.
Begitu inspiratifnya dan melihat animo masyarakat yang besar, membuat keponakan dari Habibie, promotor . Tak hanya itu, novel ‘Habibie & Ainun’ rencanannya juga akan dirilis dengan bahasa Jepang.
Kisah
tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahan jiwa dan hatimu.
Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang Presiden
ketiga Indonesia dan ibu negara. Kisah tentang Habibie dan Ainun. Rudy
Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar:
berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk
menyatukan Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas
yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya. Pada tahun 1962, dua
kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada
Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta,
dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke
Jerman.
Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu
itu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi.
Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta
godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi
perjalanan dua hidup menjadi satu. Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya.
Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah
segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai
akhir, setiap mimpi mempunyai batas. Kemudian pada satu titik, dua
belahan jiwa ini tersadar; Apakah cinta mereka akan bisa terus abadi?
Film
berjudul ‘Habibie & Ainun’ di ilhami buku yang berjudul serupa
karya Habibie sendiri,Film ini mengisahkan Habibie dan Ainun dari remaja
hingga masa senja. Dari Indonesia ke Jerman–sampai Ainun menutup usia
yang dibintangi Bunga Citra Lestari (Hasri Ainun Habibie) dan Reza
Rahardian (BJ Habibie) dan Faozan Rizal dipercaya memimpin proyek film
yang direncanakan berdurasi 118 menit ini .
kereen *.*
BalasHapus