eksis teruz sahabatku teman kelasku gaya titik aku sama teman2

Selasa, 11 Juni 2013

Kisah Ispiratif Habibie-Ainun

Kisah Ispiratif Presiden RI ke 3 Dan Belahan Jiwanya : Habibie-Ainun

Kedatangan mantan Presiden BJ Habibie ke Malaysia ditanggapi sinis mantan Menteri Penerangan Malaysia walaupun tanggapan sinis tersebut lebih didasari oleh persoalan Politik dalam negeri Malaysia . Sikap sinis yang disampaikan Mantan MenPen Malaysia tersebut sejatinya lebih dijadikan alat untuk menyerang lawan politik Maidin,yaitu Anwar Ibrahim yang kini menjadi Pemimpin Oposisi yang paling berpengaruh di Malaysia. maka dalam tulisan ini lebih menyampaikan tentang Kisah kehidupan pribadi BJ Habibie yang sudah disampikan dalam buku karyanya dan sebentar lagi kisah hidupnya bersama dengan belahan jiwanya Ainun Habibie yang sudah difilmkan , dan bisa dinikmati oleh publik di Bioskop, yang direncanakan akan mulai tayang pada tanggal 20 Desember 2012
Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang Presiden ketiga Indonesia, B.J. Habibie dan ibu negara Ainun Habibie. Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya. Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman. Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu. Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya.
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.

Berbagai macam Resah,Rasa ditumpahkan pak Habibie dalam tulisannya. Mengajak kita untuk menikmati surat cinta atas kekaguman abadi seorang suami. mengajak mendalami jurnal politik mengenai kondisi situasi genting negara yang baru merdeka. mengajak merenungi isi pikiran seorang putra bangsa dengan kecintaannya yang luar biasa pada negara dan bangsanya yaitu Indonesia.
Buku ini bukan tentang Bu Ainun, bukan pula Pak Habibie. Buku ini mutlak mengenai Habibie&Ainun. Saya pernah berpikir tidak ada rumah tangga yang benar-benar sempurna, jauh dari segala keburukan. Pasti ada ketidakpuasan dan perselisihan serta-serta kekecewaan. Namun membaca novel catatan hati pak habibie  mengenai istrinya, saya seperti diyakinkan kembali bahwa rumah tangga yang mendekati kesempurnaan itu memang ada.
Setelah menikah dan berbulan madu, Ainun harus ikut suaminya yang sedang dalam proses mendapatkan gelar S3, merantau ke Jerman. Bukan hal yang mudah bagi seorang anak gadis cemerlang dan tinggal di apartemen kecil di Oberfortsbach, desa kecil di pinggiran Jerman Barat.
Biaya untuk kehidupan sehari-hari pas-pasan, sampai pada tahun-tahun awal Habibie harus berhemat dengan berjalan kaki sejauh 15k menuju tempat kerjanya beberapa hari dalam seminggu. Susah jadi Bu Ainun. Suami sibuk dengan promosi  S3 dan bekerja setengah hari sebagai Asisten di Intitut Konstruksi Ringan Universitas. Habibie sering mencuri waktu bekerja di pabrik kereta api mendesain gerbong-gerbong berkonstruksi ringan. Tidak ada keluarga, kerabat dan tetangga untk diajak ngobrol. Tidak ada hiburan. Bahasa Jerman juga pas-pasan. Pantaslah pak Habibie cinta luar biasa pada Bu Ainun, tidak pernah beliau mengeluh! Tidak pernah sedikitpun, tentang apapun,2 orang anak lelaki, Ilham dan Thareq.
Setelah lulus S3, Habibie ditawari pekerjaan oleh Talbot dan Boeing, dua industri konstruksi terkemuka. Pak Habibie menolak dan memilih untuk pindah ke Hamburg, dimana ia melamar dan diterima di perusahaan Hamburger Flugzeugbau HFB. Selepas itu, beliau menjadi pejabat penting perusahaan Messerschmitt Bolkow Blohm. Kemudian beliau dipanggil pulang oleh Presiden Soeharto untuk membangun industri dirgantara Indonesia dan menyumbangkan bakti kepada tanah air. Tidak lama setelahnya, Pak Habibie diangkat menjadi anggota Kabinet Pembangunan Pak Harto, menampuk jabatan Menteri Riset dan Teknologi. Beliau menjadi anggota kabinet selama beberapa periode kepemimpinan Pak Harto, kurang lebih 20 tahun lamanya.
Tahun 1998, ketika dilaksanakan pemilihan umum, Pak Harto secara mengejutkan menggandeng beliau sebagai pasangannya dalam pilpres. Sebuah keputusan yang tidak mudah, mengingat Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi parah dan mulai banyak pihak yang mencoba menggoyang tampuk  kursi kepemimpinanya. Pak Habibie akhirnya menjadi Presiden RI ke-3.Bu Ainun juga menjadi ibu negara RI ke-3.
Mengutip perkataan beliau dalam buku :

‘’Mengapa saya tidak bekerja ? Bukankah saya dokter ? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir : buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami sendiri kehilangan kedekatan pada anak sendiri ? Apa artinya ketambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk sendiri pribadinya ? Anak saya akan tidak mempunyai ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orangtua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja ? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Tiga setengah tahun kami bertiga hidup begitu.’’

Dari Pak Habibie, saya juga belajar banyak. Walaupun buku ini bukan merupakan biografi beliau, lebih seperti auto-biografi mengenai kehidupan rumah tangga Habibie-Ainun, namun saya dapat menangkap beberapa pemikiran Pak Habibie, mengenai dirinya sendiri, mengenai kehidupannya, serta mengenai Indonesia.
Begitu banyak yang dapat dipetik dari buku ini. Pelajaran menjadi seorang wanita, istri, maupun ibu. Pelajaran mencintai seseorang secara penuh dan utuh. Pelajaran menjadi pribadi yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar, serta banyak pelajaran lainnya.
Berikut ini kutipan isi surat Cintanya :
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu. Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi……
“Saya dilahirkan untuk Ainun dan Ainun dilahirkan untuk saya”
……Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan, calon bidadari surgaku ….
BJ.Habibie

Novel dedikasih pak presiden ke-3 Republik Indonesia Bacharudin Jusuf Habibie, ‘Habibie & Ainun‘ salah satu novel best seller  di tahun 2011. Kini, buku yang mengisahkan sejarah hidupnya bersama sang istri, Ainun dari awal pertemuan sampai wafat juga dirilis dalam bahasa Inggris, Jerman dan Arab.
Yang lebih saya mengerti sekarang adalah kebaikan keputusan ibu saya. Beliau dari semula berkeyakinan bahwa Ainun adalah jodoh terbaik saya,” ujar BJ Habibie.
“Beliau adalah sosok yang dekat dengan suami, men-support suami, dan peduli terhadap masa depan bangsa yang berbasis pada keluarga yang harmonis.” Hidayat Nur Wahid.
“Beliau rajin membaca Al-Quran, pagi sore. Mungkin dengan seringnya membaca Al-Quran, efeknya pada kekuatan buat Pak Habibie sekarang ini. Almarhumah juga seorang istri yang setia dan santun. It was so sweet memory .” Amien Rais.
“Beliau adalah ibu yang menjadi dambaan yang sangat lemah lembut dan perhatian kepada keluarga.” Muhammad Jusuf Kalla.
“Saya kenal Ibu Ainun semasa pemerintahan Habibie. Posisi beliau sebagai Ibu Negara sangat membanggakan. Tiap kehadiran beliau selalu memberikan kesejukan.” Jend.(purn.) Wiranto.
Proses pencatatan naskah novel ini cukup memakan waktu 2,5 bulan saja. Habibie menceritakan sejarah hidupnya bersama Ainun dari sejak pertemuannya pertama kali di Ranggamalela, Bandung, hingga wafatnya.Buku Habibie & Ainun pun jadi “obat” kepada sepasang suami istri yang sudah diujung perceraian, namun setelah membaca buku ini pasangan muda ini mengurungkan niatnya untuk bercerai. Mereka terinspirasi Buku Habibie & Ainun yang menggambarkan tentang kekuatan Cinta yang suci, murni, abadi dan tak terpisahkan.
Pak Habibie menikah dengan Ibu Ainun pada tanggal 12 Mei 1962. Ibu Ainun meninggal tepat sepuluh hari setelah mereka merayakan ulang tahun perkawinan ke 48.  Buku setebal 335 halaman ini. Habibie mengatakan pembuatan buku ini didasarkan pada kecintaannya terhadap Ainun. Kesedihannya yang mendalam atas kepergian Ainun sempat membuat psikisnya terganggu, maka ide membuat buku ini kemudian muncul untuk mencurahkan perasaannya.
Begitu inspiratifnya dan melihat animo masyarakat yang besar, membuat keponakan dari Habibie, promotor . Tak hanya itu, novel ‘Habibie & Ainun’ rencanannya juga akan dirilis dengan bahasa Jepang.
Kisah tentang apa yang terjadi bila kau menemukan belahan jiwa dan hatimu. Kisah tentang cinta pertama dan cinta terakhir. Kisah tentang Presiden ketiga Indonesia dan ibu negara. Kisah tentang Habibie dan Ainun. Rudy Habibie seorang jenius ahli pesawat terbang yang punya mimpi besar: berbakti kepada bangsa Indonesia dengan membuat truk terbang untuk menyatukan Indonesia. Sedangkan Ainun adalah seorang dokter muda cerdas yang dengan jalur karir terbuka lebar untuknya. Pada tahun 1962, dua kawan SMP ini bertemu lagi di Bandung. Habibie jatuh cinta seketika pada Ainun yang baginya semanis gula. Tapi Ainun, dia tak hanya jatuh cinta, dia iman pada visi dan mimpi Habibie. Mereka menikah dan terbang ke Jerman.
Punya mimpi tak akan pernah mudah. Habibie dan Ainun tahu itu. Cinta mereka terbangun dalam perjalanan mewujudkan mimpi. Dinginnya salju Jerman, pengorbanan, rasa sakit, kesendirian serta godaan harta dan kuasa saat mereka kembali ke Indonesia mengiringi perjalanan dua hidup menjadi satu. Bagi Habibie, Ainun adalah segalanya. Ainun adalah mata untuk melihat hidupnya. Bagi Ainun, Habibie adalah segalanya, pengisi kasih dalam hidupnya. Namun setiap kisah mempunyai akhir, setiap mimpi mempunyai batas. Kemudian pada satu titik, dua belahan jiwa ini tersadar; Apakah cinta mereka akan bisa terus abadi?
Film berjudul ‘Habibie & Ainun’ di ilhami buku yang berjudul serupa karya Habibie sendiri,Film ini mengisahkan Habibie dan Ainun dari remaja hingga masa senja. Dari Indonesia ke Jerman–sampai Ainun menutup usia yang dibintangi Bunga Citra Lestari (Hasri Ainun Habibie) dan Reza Rahardian (BJ Habibie) dan Faozan Rizal dipercaya memimpin proyek film yang direncanakan berdurasi 118 menit ini .

1 komentar: