Hikmah Shalat Dalam Kehidupan Umat
"Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka" (QS.
Ali Imran 191)
Shalat
merupakan ibadah yang penting dan utama bagi umat Islam. Begitu
pentingnya shalat sehingga untuk memberikan perintah shalat Allah
berkenan memanggil sendiri Rasulullah SAW untuk menghadap-Nya
secara langsung. Sedangkan untuk perintah-perintah Allah yang
lain selalu disampaikan kepada Rasulullah melalui perantaraan
malaikat Jibril. Karena shalat merupakan ibadah yang terpenting
bagi kehidupan umat, maka tentulah banyak mengandung hikmah baik
ditinjau secara moral (rohani) maupun fisik (jasmani).
1.
Tinjauan dari segi moral
Shalat
merupakan benteng hidup kita agar jangan sampai terjerumus ke
dalam perbuatan keji dan munkar. Hal ini tampak jelas dalam
firman Allah SWT :
"Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
munkar"
(QS. Al
Ankabut 45)
Shalat
yang khusu’ mewujudkan suatu ibadah yang benar-benar ikhlas,
pasrah terhadap zat Yang Maha Suci dan Maha Mulia. Di dalam
shalat tersebut kita meminta segala sesuatu dari-Nya, memohon
petunjuk untuk mendapatkan jalan yang lurus, mendapat limpahan
rahmat, rizki, barokah dan pahala dari-Nya. Oleh karena itu orang
yang shalatnya khusu’ dan ikhlas karena Allah SWT akan
selalu merasa dekat kepada-Nya dan tidak akan menghambakan diri,
tidak akan menjadikan panutan selain daripada Allah SWT. Dengan
kata lain segala sesuatu yang dilakukan hanyalah karena Allah dan
hanya untuk mendapatkan ridlo’ dari Allah. Maka pantaslah
jika Allah berfirman :
"Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang
khusu’ dalam sembahyangnya"
(QS. Al
Mu’minuun 1-2)
Disamping
itu shalat juga membersihkan jiwa dari sifat-sifat yang buruk,
khususnya cara-cara hidup yang materialis yang menjadikan urusan
duniawi lebih penting dari segala-galanya termasuk ibadah kepada
Allah. Kebersihan dan kesucian jiwa ini digambarkan dalam sebuah
hadits :
"Jikalau
di pintu seseorang diantara kamu ada sebuah sungai dimana ia
mandi lima kali, maka apakah akan tinggal lagi kotorannya (yang
melekat pada tubuhnya) ? Bersabda Rasulullah saw : ‘Yang
demikian itu serupa dengan shalat lima waktu yang (mana) Allah
dengannya (shalat itu) dihapuskan semua kesalahan’."
(HR. Abu
Daud)
Yang
dimaksud kesalahan disini adalah yang berupa dosa-dosa kecil,
sedangkan yang berupa dosa besar tetap wajib dengan bertaubat
kepada Allah.
Jadi
pada hakekatnya shalat itu mendidik jiwa kita agar terhindar dari
sifat-sifat takabur, sombong, tinggi hati, dan sebagainya, serta
mengarahkan kita agar selalu tawakal dan berserah diri kepada
Allah SWT. Hal ini karena pada dasarnya manusia selalu berkeluh
kesah apabila ditimpa kesusahan dan bersifat kikir apabila
mendapat kebaikan, ini sesuai dengan salah satu firman Allah :
"Sesungguhnya
manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia
ditimpa kesusahan, maka ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir kecuali orang-orang yang mengerjakan
shalat, yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya" (QS. Al
Ma’aarij)
Apabila
kita mendapat suatu musibah maupun kesulitan, maka kita harus
memohon pertolongan kepada Allah dengan mengerjakan shalat dan
bersabar serta tawakal.
"Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusu’."
(QS. Al
Baqarah 45)
"Hai
orang-orang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang
sabar."
(QS. Al
Baqarah 153)
Di
dalam salah satu firman-Nya Allah juga menegaskan nilai positif
dari shalat :
"(Yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati
menjadi tenteram"
(QS. Ar
Ra’d 28)
Disamping
hal-hal diatas, shalat juga membina rasa persatuan dan
persaudaraan antara sesama umat Islam. Hal ini dapat kita lihat
antara lain, apabila seseorang shalat tidak dalam keadaan yang
khusus pasti selalu menghadap kiblat yaitu Ka’bah di
Masjidil Haram Mekah. Umat Islam di seluruh dunia mempunyai satu
pusat titik konsentrasi dalam beribadah dan menyembah kepada
Khaliq-nya yaitu Ka’bah, hal ini akan membawa dampak secara
psikologis yaitu persatuan, kesatuan, dan kebersamaan umat.
Contoh lain adalah pada shalat berjamaah, shalat berjamaah juga
mengandung hikmah kebersamaan, persatuan, persaudaraan dan
kepemimpinan dimana pada setiap gerakan shalat ma’mum
mempunyai kewajiban mengikuti gerakan imam, sedangkan imam
melakukan kesalahan, maka ma’mum wajib mengingatkan.
Sehingga pada shalat berjamaah keabsahan maupun kebenaran dalam
shalat lebih terjamin, dan diantara jama’ah akan timbul rasa
kebersamaan dan persatuan untuk menyelamatkan jama’ah
mereka. Ibarat orang berkendaraan, penumpang akan selalu ikut
menjaga keamanan dan keselamatan kendaraan yang ditumpanginya.
Oleh karena itu tidaklah berlebihan jika shalat berjamaah
mendapatkan tempat yang lebih dibandingkan dengan shalat sendiri.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw :
"Shalat
berjamaah lebih utama (pahalanya) dua puluh derajat" (HR.
Bukhary & Muslim dari Ibnu Umar)
2. Tinjauan
dari segi fisik (kesehatan)
Shalat
disamping mengandung hikmah secara moral seperti diuraikan
diatas, juga mengandung hikmah secara fisik terutama yang
menyangkut masalah kesehatan.
Hikmah
shalat menurut tinjauan kesehatan ini dijelaskan oleh DR. A.
SABOE yang mengemukakan pendapat ahli-ahli (sarjana) kedokteran
yang termasyhur terutama di barat. Mereka berpendapat sebagai
berikut :
a)
Bersedekap, meletakkan telapak tangan kanan diatas pergelangan
tangan kiri merupakan istirahat yang paling sempurna bagi kedua
tangan sebab sendi-sendi, otot-otot kedua tangan berada dalam
posisi istirahat penuh. Sikap seperti ini akan memudahkan aliran
darah mengalir kembali ke jantung , serta memproduksi getah
bening dan air jaringan dari kedua persendian tangan akan menjadi
lebih baik sehingga gerakan di dalam persendian akan menjadi
lebih lancar. Hal ini akan menghindari timbulnya bermacam-macam
penyakit persendian seperti rheumatik. Sebagai contoh, orang yang
mengalami patah tangan, terkilir maka tangan/lengan penderita
tersebut oleh dokter akan dilipatkan diatas dada ataupun perut
dengan mempergunakan mitella yang disangkutkan di leher.
b)
Ruku’, yaitu membungkukkan badan dan meletakkan telapak
tangan diatas lutut sehingga punggung sejajar merupakan suatu
garis lurus. Sikap yang demikian ini akan mencegah timbulnya
penyakit yang berhubungan dengan ruas tulang belakang, ruas
tulang pungung, ruas tulang leher, ruas tulang pinggang, dsb.
c)
Sujud, sikap ini menyebabkan semua otot-otot bagian atas akan
bergerak. Hal ini bukan saja menyebabkan otot-otot menjadi besar
dan kuat, tetapi peredaran urat-urat darah sebagai pembuluh nadi
dan pembuluh darah serta limpa akan menjadi lancar di tubuh kita.
Dengan sikap sujud ini maka dinding dari urat-urat nadi yang
berada di otak dapat dilatih dengan membiasakan untuk menerima
aliran darah yang lebih banyak dari biasanya, karena otak
(kepala) kita pada waktu itu terletak di bawah. Latihan semacam
ini akan dapat menghindarkan kita mati mendadak dengan sebab
tekanan darah yang menyebabkan pecahnya urat nadi bagian otak
dikarenakan amarah, emosi yang berlebihan, terkejut dan
sebagainya yang sekonyong-konyong lebih banyak darah yang di
pompakan ke urat-urat nadi otak yang dapat menyebabkan pecahnya
urat-urat nadi otak, terutama bila dinding urat-urat nadi
tersebut telah menjadi sempit, keras, dan rapuh karena dimakan
usia.
d)
Duduk Iftrasy (duduk antara dua sujud & tahiyat awal), posisi
duduk seperti ini menyebabkan tumit menekan otot-otot pangkal
paha , hal ini mengakibatkan pangkal paha terpijit. Pijitan
tersebut dapat menghindarkan atau menyembuhkan penyakit saraf
pangkal paha (neuralgia) yang menyebabkan tidak dapat berjalan.
Disamping itu urat nadi dan pembuluh darah balik di sekitar
pangkal paha dapat terurut dan tirpijit sehingga aliran darah
terutama yang mengalir kembali ke jantung dapat mengalir dengan
lancar. Hal ini dapat menghindarkan dari pengakit bawasir.
e)
Duduk tawaruk (tahiyat akhir), duduk seperti ini dapat
menghindarkan penyakit bawasir yang sering dialami wanita yang
hamil. Kemudian duduk tawaruk ini juga dapat untuk mempermudah
buang air kecil.
f)
Salam, diakhiri dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hal ini
sangat berguna untuk memperkuat otot-otot leher dan kuduk, selain
itu dapat pula untuk menghindarkan penyakit kepala dan kuduk
kaku.
Dari
penjelasan diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa sholat
disamping merupakan ibadah yang wajib dan istimewa ternyata juga
mengandung manfaat yang sangat besar bagi kesejahteraan dan
kebahagiaan hidup umat manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar